Your Ad Here

Pulau Onrust, Saksi Bisu Sejarah Jakarta

Saksi bisu sejarah Propinsi DKI Jakarta, dahulunya bernama Batavia, bukan hanya milik kawasan Kota Tua dan pelabuhan Sunda Kelapa saja. Di Kepulauan Seribu, Pulau Onrust juga bagian dari sejarah DKI Jakarta yang tidak bisa dilupakan atau diabaikan.

Pulau yang dalam Bahasa Inggris nya setara dengan unrest atau dalam Bahasa Indonesia berarti tidak pernah beristirahat, menjadi markas penjajah Belanda. Dahulu kala, sebelum ada pelabuhan Tanjung Priok, kapal-kapal asing terutama kapal dagang VOC sering bersandar di Pulau ini.

Dinamakan Pulau Onrust, atau tidak pernah beristirahat karena aktifitas di pulau ini seperti banyaknya Kapal yang singgah, dan aktifitas tentara Belanda yang tidak pernah berhenti. Malah konon, dari cerita-cerita warga, sebelum menyerang Jakarta atau Batavia, tentara Belanda bermarkas di Pulau Ini.

Karena menjadi markas tentara Belanda, tahun 1803-1810 tentara Inggris menggempur pertahanan pulau ini. Serangan terakhir yang di pimpin Admiral Edward Pellow berhasil menghancurkan sarana dan prasarana Pulau Onrust.

Merasa pulau ini sangat strategis, Belanda tidak mau menyerah. Merasa pulau ini sangat strategis, tahun 1848, Pulau Onrust dijadikan pangkalan armada laut kerajaan ini. Pulau Onrust kembali dibangun.

Sayangnya tahun 1883, gelombang Tidal yang ditimbulkan oleh meletusnya Gunung Krakatau membuat Pulau Onrust kembali luluh lantak. Tahun 1911, pulau ini diubah fungsinya menjadi karantina haji di tahun 1911. Calon Jamaah Haji diadaptasikan dengan lingkungan laut, karena berangkat haji ke tanah suci, masih menggunakan kapal laut.

Sewaktu indonesia merdeka Pulau Onrust pernah dijadikan rumah sakit karantina bagi penderita penyakit menular. Pulau ini pernah dimanfaatkan sebagai penampungan gelandangan dan pengemis juga untuk latihan militer. Sayangnya, tahun 1968 Pulau Onrust dijarah habis-habisan sehingga bangunan-bangunan bersejarah lenyap menyisakan puing-puing saja.

Setelah itu Pulau Onrust menjadi sepi. Nama Onrust yang berarti tidak pernah beristirahat atau sibuk ini tak pantas lagi disandang pulau yang letaknya kurang lebih 14 Kilometer dari Kamal Muara Jakarta Barat ini. Meski begitu, jejak-jejak “onrust” atau “unrest” ini masih bisa ditelusuri. Sejumlah bangunan masih tersisa dan masih dapat dimanfaatkan sebagai penginapan. Sisanya adalah bekas-bekas fondasi bangunan yang menyisakan kepiluan yang menyesakkan.

Di salah satu Pojok Pulau masih dijumpai pekuburan Belanda dimana jasad Maria dikuburkan. Maria sangat dikenal karena ia satu-satunya penghuni kuburan ini yang masih bisa dilacak keberadaannya melalui prasasti yang ditinggalkan.

0 comments: